Beban Hidup



Tadi sore aku ngobrol dengan kakakku masalah orang tua, pekerjaan, beban hidup. Permasalahan yang dialami oleh semua manusia adalah kegiatan, selama manusia hidup setidaknya manusia harus melakukan sesuatu (six fliying dragons). Tapi untuk kita para kaum pemalas, we’re always chilling. Bodo amat pada ngapain karena nggak ngelakuin apa2 adalah hal yang paling menyenangkan di dunia.
Tapi beda dengan orang yang terbiasa melakukan sesuatu, jika sesuatu itu hilang maka hidup akan menjadi seratus kali lebih sulit. Contohnya adalah, pensiun. Ketika seseorang menginjak kepala enam, maka dia sudah tidak perlu melakukan pekerjaan rutinnya, seseorang yang penisiun dipaksa untuk hanya duduk-duduk di rumah dan melihat para anak baru mengambil alih pekerjaannya yang dulu, bukan karena tidak terima dirinya didepak, namun kebiasaan untuk berangkat di suasana pagi dan pulang ketika sudah lelah bekerja seperti kehilangan separuh jiwanya. Bagaimana tidak, jika kamu sudah pensiun, teman samping mejamu, bos-bos yang memarahimu, anak buah yang bisa kau suruh, teman yang sering bercanda, orang-orang yang kadang ngegosip, dan berbagai manusia lain hilang dari hidup. Sedangkan di rumah hanya ditemani pasangan (kalau lagi nggak away), kasur, kursi, tv yang menyiarkan drama-drama sabun, masih syukur lah kalau drama sabun, kalau acara tv-nya acara komedi wanna-be,,, ya lengkaplah sudah derita.
Pernah aku mendengar cerita tentang seorang bapak-bapak mantan guru SD yang sudah pensiun, kebetulan lokasi sekolahnya dekat dengan rumah. Ketika anak-anak berangkat di pagi hari, kadang ada yang teriak-teriak memanggil temannya, kadang hanya diam saja, kadang ada yang berlari cepat membuat bapak itu ingin segera mengambil seragamnya lalu berangkat ke sekolah untuk mengajar seperti biasa. Namun saying, haknya sudah tidak ada, alias sudah pensiun. Cuma bisa curhat dengan istrinya kalau dirinya kena penyakit pensiun-sindrom
Maka dari itu, banyak sekali orang yang setelah pensiun menjadi langsung tua, penyakit tuanya langsung pada kambuh, kaya susah dengar, gampang masuk angin, susah jalan, dll. Beda ya kalau emang dari dia bekerja emang udah sakit, kaya darah tinggi, kolestrol, jantung, bahkan komplikasi. Yang aku masud sakitnya mbah-mbah, mereka langsung tua. Ibarat wanita (terutama asia) yang dari umur 30an ngga keliatan nambah tua sampai tiba-tiba menopause menyerang dan langsung jadi nenek-nenek. Sungguh kasihan, tapi kenapa kok bisa? Apakah karena kehilangan pekerjaan mereka langsung kaya gitu?
Kalau menurut kakak saya tidak! Why? Karena beberapa orang yang sudah betul-betul kakek-nenek namun masih kelihatan bugar dan tidak menua selama kurang lebih dua puluh tahun. Aneh, padahal dia sering banget gendong cucunya yang emang berat, masih mengurus toko dan kebun, masih sering jalan-jalan. Menurut kakak saya adalah BEBAN HIDUP. Ketika seseorang mempunyai beban hidup, maka dorongan dia untuk menjalani hidup itu ada, dan kesempatan untuk meratapi nasib jadi berkurang.
Beban hidup itu ngga harus berat, contohnya beban untuk terus merawat kambing hingga dia beranak lima. Itu beban yang mungkin simple karena yang kita lakukan mungkin hanya mencari makanan, memberi makanan, menengok kambing, sampai anaknya ada lima. Tapi untuk para pensiuner yang nggak punya apa-apa lagi di dunia ini, Cuma mengandalkan uang pensiun tiap bulan (ya kalau pekerja tetap) dan kurang tahu cara menikmati hidup ya pasti bakalan langsung jadi tua kaya tadi, langsung keluar semua penyakitnya, walaupun kadang terkena penyakit tua ini bisa terjadi kapan saja dan tiap orang beda-beda namun tanpa beban hidup penyakit itu bisa lebih cepat datangnya.
Beban hidup, jujur aja berat bahasanya, tapi beban hidup yang saya maksudkan bukanlah beban kaya terlilit hutang ratusan juta atau harus mendidik preman biar bisa jadi pemuka agama. Tapi beban dimana dia harus merasakan ‘what is life?’ seperti beban merawat bunga, ya beban hidup yang jatuhnya seperti hobi.
Kalau saya kena beban hidup, ya itulah yang saya lalui dari lahir sampai sekarang ini. Tapi mungkin ini semua terjadi karena saya masih muda, kalau saya sudah tua dan terkena sindrom pensiun, bisa saja saya menjadi seseorang yang hilang (padahal bermalas-malasan adalah sebagian dari diri saya).
Sebagai pengingat untuk diri saya saja, beban hidup itu indah karena tanpanya kita akan jadi seperti manusia hilang. Dan satu lagi, menyayangi orang tua yang sudah pensiun, menemani mengobrol, karena merekalah salah satu manusia yang paling bersedih.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top