Halo! Selamat malam! Kali ini aku
mau berbagi pengalamanku setelah aku lulus kuliah dan mencari perkerjaan. Hehe,
iya, aku sudah lulus kuliah, lebih tepatnya tanggal 15 Desember 2017 aku sudah dinyatakan
lulus oleh dosen penguji skripsiku, namun yudisiumku lumayan lama yaitu tanggal
26 Januari 2018, jadi aku kurang paham tepatnya aku lulus kuliah. Yang jelas,
aku sudah lulus kuliah dan menjadi seorang fresh
graduate, benar-benar fresh, oke, alias pengangguran.
Jadi pengangguran itu bener-bener
nggak enak loh, kegiatannya cuma gitu-gitu aja. Makan tidur poop. Siklusnya tiap
hari gitu terus. Kalau bosen ya nonton film atau scroll Instagram sampai kuotanya habis. Kadang rasanya sampai mual
karena overdosis kengangguran.
Sebenarnya cerita nganggur ini
bisa dimulai sejak aku masih mengerjakan skripsi, karena untukku butuh waktu
dua semester untuk mengerjakan skripsi, padahal aslinya bisa lebih cepat, ya tapi Alhamdulillah udah
lulus. Hmmm, syukuri aja.
Ketika dan setelah aku
mengerjakan skripsi dimana cerita
nganggur sebenarnya bisa dimulai banyak sekali hal-hal yang aku
sesalkan, seperti dulu aku terlalu santai dan mengambil skripsi. Aku baru mengambil ketika semester 8,
bukan 7, waktu itu aku yakin kalau aku
bisa menyelesaikan skripsi satu semester, tapi kenyataannya pahit, nggak.
Hal lain yang aku sesalkan yaitu aku yang terlalu lama ketika mengerjakan
skripsi, iya, banyak nganggurnya, karena aku stuck di momen-momen tertentu terutama masalah implementasi. Aku sungguh
menyesal, tapi sepertinya saat itu batas kemampuanku hanya sampai disitu. Mungkin
jika aku berusaha lebih keras aku akan mendapat lebih. Sedih rasanya ketika
sedang berkutat dengan sesuatu namun penghalangnya adalah sesuatu dari dalam.
Sebagai informasi saja, skripsi pada jurusanku itu meliputi banyak hal
setelah metodologi penelitian, yaitu ada perancangan, implementasi, dan
pengujian sebelum semuanya disimpulkan. Total bab ada 7 dan setiap bab
mempunyai tantangan sendiri terutama masalah implementasi yang menjadi sebuah
tembok penghalang untuk semua mahasiswa fakultasku menyelesaikan skripsi. Tapi semuanya
sudah terlanjur, tidak ada yang perlu disesali lagi. Aku juga sudah berusaha.
Selain penyesalan, tentu saja skripsi ini membawa banyak cerita yang tentu
saja semua jelek. Tidak ada cerita yang baik dari skripsi sejak zaman dulu. Namun
cerita-cerita itu tidak semuanya pahit, banyak manisnya.
Cerita-cerita itu diantaranya adalah ketika kamu harus ganti judul yang
berarti kamu harus mengganti semuanya dari cover, termasuk latar belakang,
tinjauan pustaka dst. Namun pergantian judul ini tidak begitu berarti bagiku
karena pada saat itu semangat skripsiku sedang 45, jadi walaupun ganti judul
aku mengerjakannya dengan cepat, walaupun mengganggu jadwal tidur namun waktu
pengerjaannya justru lebih cepat waktu pengerjaannya dari yang lama. Jadi detailnya,
aku mengerjakan skripsi judul lamaku itu satu semester lebih, kemudian
mengerjakan judul baru bab awal-awal dan implementasi cukup beberapa hari,
ketika judul akhir waktunya sekitar satu bulan. Kok bisa ya? Iya, karena waktu
itu aku sudah benar-benar ga tahan kuliah terus, pengen lulus, dan implementasi
sudah selesai, jadi tinggal ganti-ganti
variabel, selesai deh, hehe, tapi bikin implementasinya makan waktu satu
semester sendiri loh.
Kemudian cerita lainnya adalah tentang menunggu. Ini adalah cobaan saat
skripsi, menunggu. Awalnya kamu hanya menunggu dosen pembimbing untuk bimbingan
hingga akhirnya kamu menunggu antrian untuk daftar sidang, menunggu antrian
semhas, menunggu antrian sidang, dan puncaknya menunggu antrian wisuda.
Kalau dihitung-hitung waktu yang aku habiskan untuk menunggu semua antrian
itu cukup lama jadi penantian supaya skripsi berakhir adalah sebuah cerita jelek
tentang skripsi.
Ya semua cerita skripsiku itu jelek. Penuh penyesalan, penuh revisi, penuh
penantian. Tapi, banyak hal manis. Contohnya, pelajaran yang bisa diambil
ketika mengerjakan skripsi. Semua hal indah jika sudut pandang kita sedikit
berganti.
Sekian dulu ya kisah saya, ngantuk berat nih.
0 komentar:
Posting Komentar